Sebagai
pemirsa kita hanyut dalam perasaan kemanusiaan yang mulai tenggelam, namun
dengan acara ini seakan perasaan tersebut dibangkitkan kembali dari dasar hati.
Betapa
tergetar hati dan bergidik saat menyaksikan tayangan tersebut dimana masih ada
tangan-tangan kecil yang dengan rela dan tulus ikhlas mau membantu sesama yang
mengalami nasib kurang beruntung walau terkadang yang membantu juga serba
kekurangan ! Dan kita lebih terharu melihat orang yang ketiban rejeki kaget
tersebut justru membagi-bagikan rejeki yang diperolehnya kepada sesama yang
senasib dengannya !!!
Dan betapa
kesal kita bahkan mengumpat melihat orang yang tidak mau mengulurkan tangannya
sama sekali................!!!
Pelajaran
apa yang dapat dipetik dari tayangan tersebut ?
Banyak sisi
positif yang dapat diambil, diantaranya membuat rasa kemanusiaan kita kembali
tergetar & tersentuh untuk lebih saling mengasihi dan membantu sesama
manusia tanpa memandang siapa dan asal-usulnya.
Yang menjadi pertanyaan mungkin bagi kita adalah mengapa di saat-saat keadaan negeri ini acara tersebut berlomba-lomba ditayangkan di hampir semua televisi ? Gejala apa ini ? Apakah telah ada pergeseran nilai saling membantu diantara sesama manusia di negeri ini sehingga perlu diingatkan kembali betapa indahnya kasih diantara sesama manusia ?
Terlepas
dari itu semua, kita memang sedang mengalami “krisis kasih”. Memang tidak bisa disalahkan penyebab keadaan ini.
Kita lebih mementingkan diri kita untuk menjadi seorang yang egosentris dan
juga kita menjadi antipati melihat orang yang kurang beruntung seperti pengemis
di pinggir jalan yang telah menjadikan pekerjaannya tersebut sebagai objek
bisnis. Kita perlu membenahi kembali dan menghidupkan perasaan yang paling hakiki
dan dimiliki semua umat manusia yang ada di bumi ini untuk kembali bergandengan
tangan, saling membantu dan mau dengan rela serta tulus ikhlas mengulurkan
tangannya membantu sesama. Kita harus ingat bahwa kita adalah makhluk Tuhan
yang sekaligus makhluk sosial yang mempunyai akal dan budi yang membentuk
perasaan kemanusiaan pada diri kita untuk menjadi insan luar biasa yang hidup
untuk mencintai dan melayani sesamanya.
Ditengah-tengah
bencana yang berkecamuk melanda negeri ini ternyata masih banyak orang-orang
dari penjuru bumi ini yang dengan tulus serta rela mengulurkan tangganya
membantu saudara-saudara kita di Aceh dan Nias tanpa memandang asal-usul. Ini
suatu sikap yang perlu kita bangkitkan kembali !
Roda
kehidupan selalu berputar, ada saatnya kita membantu orang lain dan ada saatnya
kita juga akan menerima bantuan dari orang lain, dan ingatlah bahwa masih
banyak orang diluar sana
yang masih membutuhkan uluran
kasih dari kita.
Pernah dimuat di warta Toba Pulp Lestari – No.04/II/2005|April 2005
Marvell Christian Siregar™
Tidak ada komentar:
Posting Komentar