Rabu, 07 Maret 2012

Perjalananku | to Live is to Love and to Share


Pernahkah anda menyaksikan tayangan reality show di tipi seperti Uang Kaget, Rejeki Nomplok, Tolong Dong !, Bedah Rumah, dan acara sejenis lainnya ?

Sebagai pemirsa kita hanyut dalam perasaan kemanusiaan yang mulai tenggelam, namun dengan acara ini seakan perasaan tersebut dibangkitkan kembali dari dasar hati.

Betapa tergetar hati dan bergidik saat menyaksikan tayangan tersebut dimana masih ada tangan-tangan kecil yang dengan rela dan tulus ikhlas mau membantu sesama yang mengalami nasib kurang beruntung walau terkadang yang membantu juga serba kekurangan ! Dan kita lebih terharu melihat orang yang ketiban rejeki kaget tersebut justru membagi-bagikan rejeki yang diperolehnya kepada sesama yang senasib dengannya !!!

Dan betapa kesal kita bahkan mengumpat melihat orang yang tidak mau mengulurkan tangannya sama sekali................!!!
 
Pelajaran apa yang dapat dipetik dari tayangan tersebut ?

Banyak sisi positif yang dapat diambil, diantaranya membuat rasa kemanusiaan kita kembali tergetar & tersentuh untuk lebih saling mengasihi dan membantu sesama manusia tanpa memandang siapa dan asal-usulnya.
 
Yang menjadi pertanyaan mungkin bagi kita adalah mengapa di saat-saat keadaan negeri ini acara tersebut berlomba-lomba ditayangkan di hampir semua televisi ? Gejala apa ini ? Apakah telah ada pergeseran nilai saling membantu diantara sesama manusia di negeri ini sehingga perlu diingatkan kembali betapa indahnya kasih diantara sesama manusia ?

Terlepas dari itu semua, kita memang sedang mengalami “krisis kasih”. Memang tidak bisa disalahkan penyebab keadaan ini. Kita lebih mementingkan diri kita untuk menjadi seorang yang egosentris dan juga kita menjadi antipati melihat orang yang kurang beruntung seperti pengemis di pinggir jalan yang telah menjadikan pekerjaannya tersebut sebagai objek bisnis. Kita perlu membenahi kembali dan menghidupkan perasaan yang paling hakiki dan dimiliki semua umat manusia yang ada di bumi ini untuk kembali bergandengan tangan, saling membantu dan mau dengan rela serta tulus ikhlas mengulurkan tangannya membantu sesama. Kita harus ingat bahwa kita adalah makhluk Tuhan yang sekaligus makhluk sosial yang mempunyai akal dan budi yang membentuk perasaan kemanusiaan pada diri kita untuk menjadi insan luar biasa yang hidup untuk mencintai dan melayani sesamanya.

Ditengah-tengah bencana yang berkecamuk melanda negeri ini ternyata masih banyak orang-orang dari penjuru bumi ini yang dengan tulus serta rela mengulurkan tangganya membantu saudara-saudara kita di Aceh dan Nias tanpa memandang asal-usul. Ini suatu sikap yang perlu kita bangkitkan kembali !

Roda kehidupan selalu berputar, ada saatnya kita membantu orang lain dan ada saatnya kita juga akan menerima bantuan dari orang lain, dan ingatlah bahwa masih banyak orang diluar sana yang masih membutuhkan uluran
kasih dari kita.

Pernah dimuat di warta Toba Pulp Lestari – No.04/II/2005|April 2005
Marvell Christian Siregar™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar