Rabu, 07 Maret 2012

Perjalananku | Setungkul Benang


Pikiranku terusik oleh setungkul benang putih diatas mejaku. Aku memainkan benang yang masih terbungkus rapi dengan plastik dengan jari-jari tanganku. Lalu perlahan kubuka plastik pembungkusnya. Kuamati benang yang tersusun rapi di tungkul tersebut. Kemudian kucoba meraih ujung gulungan benang tersebut dengan lembut sambil pikiranku bermain dengan seribu tanya.
Aha...!!! Aku mendapatkan sebuah rahasia dari pengalaman kecil ini. Selama ini tidak pernah terpikirkan olehku bahwa setungkul benang yang ada dalam genggaman tanganku ternyata merupakan illustrasi kecil dari perjalanan hidup yang aku lalui.

Disaat aku meraih ujung benang itu, maka itulah awal kehidupanku dimulai. Rangkaian benang yang tersusun rapi itu lepas satu demi satu seiring waktu perjalanan hidup yang aku lalui di bumi ini. Apabila benang yang lepas itu tidak diraih oleh jemari tangan yang lain, maka benang yang lepas tersebut akan menjadi kusut. Aku paham bahwa dalam kehidupan ini ada yang menjaga dan mengawasi serta menuntun dalam setiap langkahku.

Sambil berpangku sebelah tangan sambil pandangi benang itu, otakku berfikir bahwa seutas benang akan sangat berguna bila ada jarum yang akan dipergunakan untuk menjahit sesuatu. Aku bayangkan bagaimana seorang penjahit pemula maupun ahli di bidang jahit menjahit yang memiliki banyak jarum namun tidak memiliki seutas benangpun................!!!

Selagi aku mengulur dan terus mengulur, akhirnya benang tersebut berakhir dan dia pun terlepas dari tungkulnya.

“Terima kasih buat setungkul benang yang memberi ilham buat tulisan ini”

Pernah dimuat di warta Toba Pulp Lestari – No.11/III/2006|Nopember 2006
Marvell Christian Siregar™

Tidak ada komentar:

Posting Komentar